Indikator Tumbuh Kembang Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Indikator Tumbuh Kembang Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Meski setiap anak tumbuh dan berkembang dengan kecepatannya masing-masing, orangtua tetap harus memastikan bahwa Si Kecil tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebutkan bahwa ada sejumlah indikator yang dapat diamati oleh orangtua untuk melihat tumbuh kembang Si Kecil. 

Dengan memahami indikator ini, orangtua dapat mengetahui sejak dini ada tidaknya gangguan tumbuh kembang yang dialami Si Kecil, sehingga dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin.

Faktor Penentu Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan dan perkembangan setiap anak dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik itu dari internal maupun eksternal. Di bawah ini adalah sejumlah faktor penentu tumbuh kembang anak yang paling umum:

  • Riwayat penyakit kronis yang menyerang saluran pencernaan, ginjal, paru-paru dan organ vital lainnya sehingga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. 

  • Riwayat gangguan pertumbuhan, seperti stunting alias perawakan pendek. 

  • Kelainan genetik dan kromosom, seperti sindrom down, sindrom Cushing, dan sindrom Turner. 

  • Kelainan tulang, seperti achondroplasia. 

  • Masalah asupan nutrisi. 

  • Keadaan lingkungan yang tidak sehat.

  • Faktor sosial ekonomi.

  • Gangguan emosional.

  • Anak mengalami stres berkepanjangan yang tidak pernah disadari oleh orangtua.

Indikator Tumbuh Kembang Anak Berdasarkan Kemenkes

Tahapan tumbuh kembang Si Kecil dibagi menjadi dua, yakni pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). Pertumbuhan adalah segala bentuk perubahan fisik yang dapat diukur, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. 

Sementara perkembangan mengacu pada bertambahnya kemampuan tubuh sejak lahir hingga dewasa yang dapat diamati dari cara berperilaku, belajar,  berkomunikasi, dan bersikap. Petugas kesehatan Puskesmas/rumah sakit umumnya akan menjalani skrining pertumbuhan dan perkembangan dengan melakukan pengamatan langsung pada bayi dan menggunakan kuesioner yang dijawab oleh orangtua.

Hasil dari skrining pertumbuhan dan perkembangan anak ini kemudian akan dicocokkan dengan kurva pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai untuk umur dan jenis kelamin yang ada di dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA), ataupun aplikasi PrimaKu yang dikeluarkan oleh IDAI. 

Skrining tumbuh kembang anak sangat dianjurkan dilakukan setiap bulan bagi anak usia 0-1 tahun. Jadwal skrining ini idealnya akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia anak. Ketika usia anak 1-2 tahun, maka jadwal skriningnya menjadi setiap 3 bulan sekali. Di sisi lain untuk anak usia 2-6 tahun dianjurkan setiap 6 bulan sekali. 

Cara Mencapai Tumbuh Kembang Anak Ideal

Setiap orang tua bertanggung jawab penuh terhadap tumbuh kembang Si Kecil mulai dari masa kehamilan hingga mereka terlahir ke dunia. Adapun sejumlah cara yang bisa dilakukan para orangtua untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil ideal di antaranya:

1. Rutin Cek Kesehatan Saat Kehamilan

Setelah mengetahui hamil, ada baiknya Mum segera cek ke dokter kandungan atau bidan. Pada prinsipnya, semakin dini Mum memeriksakan kehamilan, maka semakin baik. 

Setelah kunjungan pertama Mum, biasanya dokter kandungan atau bidan akan meminta Mum untuk rutin cek kehamilan setiap satu bulan sekali selama enam bulan pertama kehamilan. Frekuensi pemeriksaan kehamilan akan lebih sering ketika waktu melahirkan semakin dekat, biasanya menjadi tiap dua atau tiga minggu sekali. 

Pemeriksaan ini tidak hanya untuk memantau kesehatan Mum saja, melainkan juga turut memantau pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di dalam kandungan. 

Umumnya, dokter kandungan akan memantau kesehatan janin secara langsung dengan pemeriksaan USG untuk mengamati detak jantung janin, memeriksa ukuran dan posisi rahim maupun janin. Dokter kandungan mungkin juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan pada janin. 

Bila suatu waktu dokter mendapati adanya kelainan pada janin, maka dokter dapat dengan segera menentukan pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi janin. Dalam beberapa kasus, kondisi janin yang terdeteksi sebelum lahir dapat diobati ataupun risikonya dapat diminimalisir. 

2. Menghindari Paparan Asap Rokok

Sejak janin masih di dalam kandungan, sebaiknya Mum berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari paparan asap rokok. Selain itu, jika sebelumnya Mum adalah perokok aktif, maka berhenti merokok adalah solusi terbaik. Kenapa harus menghindari asap rokok? 

Faktanya, nikotin, karbon monoksida, dan berbagai zat berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok tidak hanya membawa dampak buruk pada ibu hamil, tetapi tumbuh kembang anak di dalam kandungan. Hal ini pun dibenarkan oleh Robert Welch, dokter kandungan dan Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi Providence Hospital di Southfield, Michigan. 

Dalam laman HealthDay, Welch menjelaskan bahwa dari semua hal yang bisa membuat kehamilan berisiko tinggi, ibu yang merokok jauh lebih berisiko ketimbang ibu yang memiliki riwayat penyakit diabetes atau hipertensi. 

Pada ibu hamil, paparan asap rokok dapat menyebabkan gangguan pada plasenta, air ketuban pecah dini, hingga keguguran. Sementara pada janin, kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah, cacat bawaan, gangguan pernapasan (ISPA, pneumonia, asma),  kelahiran prematur, sindrom kematian bayi mendadak, hingga masalah psikologis dan perilaku seperti autisme. 

Mengingat dampak yang ditimbulkan begitu kompleks, inilah sebabnya, para ahli menjadikan merokok sebagai salah satu pantangan yang harus dihindari selama masa kehamilan. Berhenti merokok secara tiba-tiba memang tidak mudah. Kendati begitu, bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. 

Kunci utama untuk berhenti merokok adalah komitmen. Niatkan dalam hati dan pikiran bahwa Mum secara sadar ingin menghentikan kebiasaan merokok demi kesehatan dan keselamatan diri sendiri serta janin yang ada di dalam kandungan. Jangan ragu melibatkan profesional untuk mendapatkan bantuan dalam menghentikan kebiasaan merokok. 

3. Memenuhi Asupan Nutrisi Selama Kehamilan

Hal lain yang bisa dilakukan untuk mendukung tumbuh kembang anak di masa kehamilan adalah memerhatikan asupan makanan yang dimakan sehari-hari. Ya, sejak dinyatakan positif hamil, Mum harus lebih berhati-hati dalam memilih asupan makanan yang akan dikonsumsi. Hal ini penting, karena setiap makanan yang Mum makan akan diserap oleh janin sebagai nutrisi untuk menstimulasi pertumbuhan serta perkembangannya di dalam kandungan. 

Para ahli menyarankan tiap ibu hamil untuk makan makanan yang bergizi dan bernutrisi tinggi. American pregnancy Association menganjurkan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, meliputi  karbohidrat, protein, lemak baik dan serat. Tak hanya itu, ibu hamil juga penting untuk mencukupi asupan vitamin dan mineral seperti kalsium, zat besi, vitamin C, vitamin D, dan asam folat. 

Berbagai zat gizi tersebut dapat Mum penuhi dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah, kacang polong, buncis), ikan salmon matang, telur, daging merah matang,  biji-bijian, umbi-umbian, susu dan produk turunannya, serta masih banyak lainnya. Mum juga bisa melengkapi nutrisi yang dibutuhkan dengan mengonsumsi Anmum Materna yang dibuat khusus untuk ibu hamil.

Anmum Materna dengan NUELIPID mengandung gangliosida & DHA, tinggi asam folat, zat besi, vitamin B6 dan B12 serta serat pangan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Susu ini juga memiliki 3 varian rasa agar Mum tidak bosan meminumnya, yang terdiri dari chocolate, strawberry white chocolate, dan vanilla delight.

4. Pemberian ASI

Ketika Si Kecil lahir, penting untuk memberikannya ASI. ASI mengandung nutrisi lengkap meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral yang baik untuk tumbuh kembang anak. Tak hanya menjadi makanan terbaik, ASI ini juga bermanfaat untuk menguatkan sistem imun atau daya tahan tubuh bayi dari berbagai serangan penyakit. Hal ini karena ASI mengandung sejumlah antibodi, sel darah putih, dan immunoglobulin A (IgA) terutama pada kolostrum (cairan pertama ASI). IgA sendiri berperan penting untuk melapisi saluran pencernaan supaya kuman, bakteri, virus, dan parasit tidak masuk ke dalam aliran darah. 

Selain membantu mencukupi kebutuhan gizi dan menguatkan sistem imun Si Kecil, ASI ini juga nyatanya memiliki banyak manfaat untuk Mum, lho! Proses pemberian ASI dapat mempererat ikatan emosional antara Mum dan anak, membantu menurunkan berat badan Mum, hingga mengurangi stres setelah melewati proses persalinan. 

Untuk memastikan produksi ASI yang dihasilkan berkualitas, Mum dapat meminum Anmum Lacta. Susu khusus ibu mengASIhi ini dilengkapi dengan NUELIPID yang mengandung gangliosida & DHA, kalsium, zat besi, vit B1, vit B2, omega 3 dan omega 6 serta protein untuk meningkatkan kualitas ASI.

5. MPASI yang Bergizi Tinggi

Setelah usia enam bulan, minum ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil. Oleh karena itu, Si Kecil membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup dan bergizi tinggi. 

Para ahli menyarankan pemberian MPASI, baik dari segi kualitas dan kuantitasnya, harus memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien sesuai dengan usia bayi. Jika tidak, Si Kecil berisiko tinggi mengalami kegagalan pertumbuhan dan perkembangan. 

Ketika memberikan MPASI, perhatikan porsi dan tekstur makanannya. Pengenalan tekstur ini berguna untuk menstimulasi indera perasa dan kemampuan mencerna Si Kecil. Selain itu, pastikan dalam proses pembuatan, penyimpanan, dan penyajian MPASI dilakukan secara higienis untuk mencegah Si Kecil terkena infeksi dari kuman dan bakteri. 

Dalam memberikan MPASI, Mum juga perlu memerhatikan respon Si Kecil terhadap rasa lapar dan kenyang. Mum bisa memberikan MPASI tiga kali untuk makanan utama dan dua kali untuk camilan, dengan waktu makan masing-masing tidak lebih dari 30 menit. Yang tidak kalah penting, pastikan Mum menciptakan suasana makanan yang menyenangkan dan menenangkan. Jika dalam prosesnya Si Kecil menolak untuk makan, maka jangan memaksanya apalagi sampai membentaknya dengan nada keras. 

6. Imunisasi 

Tak seperti orang dewasa, sistem kekebalan tubuh bayi masih belum sempurna, sehingga ia lebih mudah sakit. Inilah sebabnya, Si Kecil perlu diimunisasi sejak ia baru lahir. Imunisasi ini berperan untuk memperkuat sistem imun tubuh Si Kecil sehingga tubuhnya tidak mudah terinfeksi virus, bakteri, jamur, dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan menyebutkan bahwa imunisasi mampu mencegah 2-3 juta kematian anak setiap tahunnya. 

Adapun imunisasi dasar yang wajib untuk anak usia 0-9 bulan berdasarkan anjuran IDAI terbaru meliputi:

  • Bayi baru lahir: hepatitis B

  • Usia 0-1 bulan: DP-HiB 1, polio 1, hepatitis 2, rotavirus, PCV

  • Usia 3 bulan: DPT-HiB 2, polio 2, hepatitis 3

  • Usia 4 bulan: DPT-HiB 3, polio 3, hepatitis 4, rotavirus 2

  • Usia 6 bulan: PCV 3, influenza 1, rotavirus 3 

  • Usia 9 bulan: Campak atau MR

Penting dipahami bahwa imunisasi ini tidak menjamin 100 persen Si Kecil kebal dari berbagai macam penyakit. Kendati begitu, manfaat yang didapatkan dari imunisasi ini lebih banyak daripada risikonya. Sekalipun Si Kecil tertular dan sakit, maka gejala yang ia alami akan jauh lebih ringan daripada tidak diimunisasi sama sekali. 

7. Pemberian Susu Perkembangan Anak

Ketika Si Kecil sudah memasuki usia 1 tahun, Mum dapat melengkapi kebutuhan gizi Si Kecil dengan memberinya susu perkembangan anak Anmum Essential. 

Anmum Essential diperkaya dengan NUELIPID yang mengandung gangliosida & DHA, kalsium, omega 3 & 6, serat pangan, zat besi & zink serta protein dan kalsium untuk bantu dukung pertumbuhan dan kembang si Kecil,  meningkatkan daya pikir, imunitas tubuh, dan pencernaan Si Kecil selama masa pertumbuhan di usia 1-5 tahun.

 

References:

  • http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf 

  • https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/tumbuh-kembang-anak/indikator-tumbuh-kembang-anak-yang-perlu-orangtua-ketahui/ 

  • https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/1-000-hari-pertama-kehidupan-dalam-tumbuh-kembang-anak/ 

  • https://childyouthwellbeing.govt.nz/measuring-success/indicators 

  • https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak 

  • https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pemantauan-pertumbuhan-anak

  • https://consumer.healthday.com/encyclopedia/smoking-and-tobacco-cessation-36/smoking-cessation-news-628/smoking-and-the-fetus-645311.html

  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/pregnancy-nutrition/