Ngidam Saat Hamil Harus Dituruti atau Disiasati?

Ines, 29 tahun

 

Pilih yang mana, hamil kebo atau hamil rewel?

Perempuan mana yang ingin hamil rewel, pastinya milih hamil kebo dong. Tidak mengalami morning sickness, bisa makan apa saja dan tetap beraktvitas seperti biasa tanpa cepat mengalami kelelahan. Terasa indah lah ya pokoknya masa-masa hamil.

Tapi nggak begitu realitanya, bagi saya. Ucapkan selamat tinggal pada ‘hamil kebo’ dan saya harus kompromi dengan mual setiap pagi hingga sore. Ditambah lagi saya ‘ngidam’ 1 makanan tertentu yang seharusnya dihindari oleh ibu hamil. Ibarat di kedai junk food, ini adalah menu Paket Combo.

Ngidam Makanan yang Ternyata Dihindari

Sudah susah makan, eh sekalinya lapar minta sate ayam gerobak. Ada-ada saja! Mungkin begitu ucapan suami saya di awa-awal kehamilan saya. Sejak usia kehamilan 12 weeks, saya ngidam sate yang yang dijual pakai gerobak keliling. Padahal sate ayam bukan makanan favorit saya sebelum hamil.

Berbeda dengan ibu hamil kebanyakan yang ngidam makanan manis, asam atau asin. Entah mengapa sate ayam selalu terngiang di kepala setiap selesai morning sickness. Aroma sate ayam yang dibakar di atas arang terasa begitu sedap di hidung. Belum lagi bumbu kacangnya yang gurih, semakin nikmat disantap dengan lontong.

Seperti yang dilansir di Alo Dokter, sebuah teori menyatakan bahwa keinginan mengonsumsi sesuatu timbul akibat tubuh ibu hamil mengalami kekurangan nutrisi tertentu. Sebagai contoh, ibu hamil yang ngidam daging-dagingan, seperti burger, mungkin pertanda bahwa tubuhnya kekurangan protein, kalium, atau natrium. Jadi, bukan makanan yang sebenarnya diinginkan, melainkan nutrisi yang terdapat di dalamnya.

 

Ngidam yang Dituruti atau Tidak?

Berbekal pengetahuan dari dokter kandungan dan info dari media online, sate ternyata masuk dalam salah satu makanan yang sebaiknya dihindari saat hamil. Karena, sate yang dibakar juga memungkinkan adanya bagian gosong yang mengandung zat karsinogenik (pemicu kanker) jika dimakan dalam jumlah banyak.

                                                    

Duh! Gimana dong? Padahal saya ngidam banget!

Putar otak lah ya suami, dan konfirmasi lagi ke dokter kandungan saya. Dokter pun membolehkan saya makan sate, tapi bukan yang diolah bukan dengan cara dibakar, apalagi dibakar di atas arang. Sate ayam yang diperbolehkan adalah sate yang dagingnya direbus terlebih dulu kemudian dipanggang dengan grill pan menggunakan kompor. Seperti sate taichan.

Selain itu, dokter melihat adanya kebutuhan protein yang cukup tinggi untuk badan saya. Jadi dia menyarankan saya minum cukup susu. "Ada baiknya Ibu konsumsi susu setiap hari untuk kebutuhan protein serta kalsium selama hamil, ya Bu,” ucap dokter kandungan saya saat itu.

Saya pun menyambutnya dengan penuh suka cita. Toh, keinginan saya untuk makan sate terkabulkan. Biar lengkap nutrisi harian selama hamil, saya juga minum susu Anmum Materna rasa cokelat 2x sehari. Agar tidak eneg, biasanya susu saya dinginkan sebentar di kulkas sebelum meminumnya.

 

Ngidam Berkepanjangan

Konon, ngidam itu berlakunya di trimester awal saat hamil. Tidak demikian dengan saya ternyata. Lagi lagi, ngidamnya makanan berupa protein hewani, seperti steak dan sashimi. Suami kaget mendengarnya, teman-teman langsung protes mengetahuinya.

Bukan hanya di pagi hari, sebelum tidur pun saya membayangkan kedua makanan ini memasuki trimester kedua. Sepertinya segar, enak, dan mengenyangkan. Daripada hanya membayangkannya, saya pun kembali berkonsultasi ke dokter kandungan.

Meski sedikit tercengang, dokter kandungan saya mengabulkan steak dengan syarat daging dimasak sempurna (well done). Kondisi lain yang diajukan dokter adalah, tidak mengonsumsi teh setelah akan daging agar pencernaan tetap lancar. Pasalnya metabolisme ibu hamil sedikit lebih lambat dibandingkan orang biasa. Sedangkan untuk sashimi, saya yang mengalah dengan memakan makanan khas Jepang lainnya yang dimasak sampai matang seperti sushi, katsu dan ikan panggang.

Dari sejarah ngidam ini, saya belajar bahwa selama hamil tubuh saya membutuhkan lebih banyak protein, kalsium, dan lain-lainya.

 

Porsi Tepat saat Ngidam

Siapa yang nggak gembira, ngidamnya dikabulkan saat hamil. Kalau kata orang "jabang bayinya nggak ileran deh kalau ngidamnya kesampaian".

Tapi bukan itu intinya, saya inginnya menikmati sate ayam dengan penuh kenikmatan. Karena beberapa teman yang ngidam sesuatu menjadi eneg setelah makannya. Oleh karenanya, saya pun menerapkan porsi kecil untuk setiap sate ayam yang saya makan, yaitu 2-3 tusuk setiap makan. Agar terasa lebih nikmat, saya konsumsi sate ayam tanpa karbohidrat (nasi atau lontong) agar tidak terasa eneg. Sayur pelengkap seperti acar timun pun kerap saya tambahkan untuk memberi rasa segar.

Never Ending Morning Sickness

Makan sate sudah, tapi masih aja mual dan muntah-muntah. Sayang kan nggak bisa makan sate dengan nikmat hingga potongan terakhir. Belum lagi rasa ‘tersiksa’ setiap rasa mual datang dan berujung muntah. Lelah, kepala pusing, tidak bergairah untuk berkegiatan, hingga dehidrasi. Rasanya tenaga terkuras dan waktu terbuang percuma.

Ngobrol dengan ibu-ibu sesama morning sickness ternyata sangat membantu. Bukan sekadar saling memahami, melainkan bertukar tips mengatasi morning sickness yang bisa diterapkan seperti dari American Pregnancy Association berikut ini:

Pagi - Sore Hari

  • Makan dengan porsi kecil
  • Minum air putih 1/2 jam sebelum dan  setelah makan
  • Ngemil yang segar seperti buah potong, jus buah, permen herbal
  • Tidak istirahat setelah makan siang agar tidak memicu pusing dan mual
  • Menghindari makanan maupun minuman dengan aroma yang memicu mual

Malam Hari

  • Hindari makanan yang pedas dan mengandung soda
  • Tidur lebih cepat
  • Jika muntah di malam hari, sebaiknya makan camilan porsi ceci esperti kacang-kacangan
  • Perbanyak minus air putih hangat

Di luar tips tersebut, saya coba tips lain yang dikumpulkan dari ibu-ibu yang juga mengalami morning sickness antara lain:

  • Bangun lebih pagi
  • Jalan kaki santai selama 15-30 menit sambil berlatih pernapasan
  • Membuat pewangi ruangan dari bahan alami seperti irisan kulit lemon, sereh, dan bunga kering
  • Membuat wedang jahe
  • Mengoleskan minyak aromaterapi varian peppermint atau lemon di pelipis, bawah hidung dan titik denyut nadi ketika mual dan pusing melanda

Rutin menerapkannya selama 3 minggu, kondisi saya membaik. Nafsu makan kembali, frekuensi muntah berkurang, pusing berkurang, dan saya bangun pagi lebih ceria. Nah kalau begini kan, mood saya seharian lebih tenang. Berbagai kegiatan pun bisa saya kerjakan dengan maksimal.

Cermat memenuhi nutrisi dan selalu berpikir positif selama hamil, kehamilan pun menjadi menyenangkan. Pregnancy is an amazing phase, and it’s absolutely right!

Stay healthy, stay happy Mums!

 

*Cerita di atas berdasarkan pengalaman pribadi, jika Mum menemui permasalahan yang sama pastikan untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu.