Pilihan Makanan untuk Meningkatkan Kualitas ASI

Eka Utami, 33 tahun

 

Pada April 2018 lalu, anak keduaku, Kal Kautsar, lahir. Saat melihat bayi laki-laki yang tidur di boks bertuliskan “Bayi Nyonya Eka” itu, aku bertekad memberinya ASI (Air Susu Ibu) hingga dua tahun. Aku ingin mengulang kesuksesan menyusui anak pertama. Sang kakak, Kuina Magenta, yang menyusu selama dua tahun tanpa dibantu susu formula, kini sudah berusia 5 tahun telah tumbuh menjadi anak yang sehat.

Namun, ada satu masalah yang selalu menghantui pikiranku. Kata orang, bayi laki-laki itu “nyusu-nya kuat”. Sang jagoan butuh ASI dalam jumlah yang banyak. Beberapa ibu menyusui yang aku kenal akhirnya memutuskan memberikan anak laki-lakinya susu tambahan.

Aku sempat merasa tidak yakin bisa menyusui Kal sampai dua tahun. Soalnya, sekarang usiaku sudah mencapai 33 tahun. Apakah aku mampu tetap bekerja sebagai penulis lepas, tapi juga mengurus rumah, mengasuh kakak dan adik sekaligus tanpa kelelahan? Kalau aku sampai kecapekan dan stres, tentu kuantitas dan kualitas ASI-ku akan terganggu.

Tapi, aku tidak mau menyerah pada keadaan. Aku berusaha mengingat kembali kiat sukses menyusui sang kakak. Aku juga mencoba mencari tahu berbagai macam makanan yang bisa dikonsumsi untuk menambah kuantitas dan kualitas ASI.

Katuk

Sejak dulu, daun katuk diyakini sebagai makanan untuk memperbanyak produksi ASI. Aku juga mengimani kepercayaan itu. Tidak mau percaya buta, maka aku cari bahan bacaan yang memperkuat pendapat tersebut. Menurut buku Indonesia Menyusui, daun katuk memang termasuk laktogogue atau booster ASI herbal. Sementara, dalam buku Katuk, Tumbuhan Multi Khasiat, tanaman ini tidak hanya bisa meningkatkan volume ASI, tapi juga menambah kandungan vitamin A dan protein dalam ASI

Makanya, sejak hamil anak pertama, aku rajin menanam katuk di halaman samping rumah. Soalnya, tukang sayur keliling tidak selalu membawa daun katuk di gerobaknya. Padahal, menurut buku tentang katuk yang aku baca, ibu menyusui butuh setidaknya 400 gram daun katuk segar untuk bisa meningkatkan produksi dan kualitas ASI.

Untungnya, bertanam katuk tidak susah. Kita hanya cukup menancapkan batang katuk di tanah yang subur. Jika tanaman rajin disiram, maka dalam waktu singkat kita sudah bisa melihat beberapa helai daun katuk muda. Jadi, setelah melahirkan, aku tinggal memanen daun katuk deh.

Pepaya

Aku mendapat informasi tentang daun pepaya yang bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI di tempat “nongkrong” ibu hamil dan menyusui yang paling hits: posyandu. Ceritanya terjadi beberapa tahun lalu ketika aku membawa anak pertama untuk menimbang berat badan. Setelah anakku selesai diukur, kemudian datanglah seorang ibu yang membawa bayinya yang baru lahir untuk ditimbang juga. Ibu tersebut mengaku kalau ASI-nya tidak lancar sehingga terpaksa memberikan susu tambahan. Lalu, seorang aktivis posyandu menyarankan agar sang ibu mengonsumsi daun pepaya sebagai booster ASI.

Saran dari aktivis posyandu memang benar adanya. Menurut beberapa artikel yang aku baca, ternyata hampir semua bagian tanaman pepaya, mulai dari bunga, buah, hingga daunya berkhasiat untuk memperlancar ASI. Berdasarkan penelitian, daun pepaya mengandung zat yang dapat mengaktifkan hormon menyusui sehingga kemudian akan meningkatkan produksi ASI. Sementara itu, dalam bunga dan buah pepaya terdapat enzim untuk membantu proses pencernaan protein yang berguna dalam produksi ASI.

Dari hasil curi dengar pembicaraan orang di posyandu, aku jadi mendapat ilmu baru. Jadi, sepulang dari tempat penimbangan, aku langsung langsung membeli buntil daun pepaya di warung buat makan siang. Dan, hasilnya produksi ASI bertambah banyak.

Kacang-kacangan

Beberapa hari setelah melahirkan anak kedua, ibuku datang dengan membawa sebungkus kacang mede. Katanya, aku harus banyak ngemil kacang mede biar ASI-nya kental. Tanpa pikir panjang, aku langsung percaya dan memakan kacang mede tersebut sampai habis. Antara doyan atau lapar ya?

Tetapi, belakangan aku penasaran kenapa kacang mede dibilang bisa meningkatkan produksi ASI. Ternyata, kacang mede dan keluarga kacang-kacangan lainnya kaya akan protein. Bahkan, adik kecil mereka, si kacang hijau, mengandung 20-25 persen protein. Jadi, kacang-kacangan baik untuk ibu menyusui yang membutuhkan protein sebanyak 75-85 gram per hari untuk meningkatkan kualitas ASI-nya.

Untungnya aku sudah belajar kalau kacang mede bukan satu-satunya kacang yang bisa memperbanyak produksi ASI. Kalau aku harus ngemil kacang mede tiap hari, yang ada malah bisa bangkrut. Soalnya, satu bungkus kacang mede yang dikasih sama ibuku itu harganya sampai Rp 90 ribu. Jadi, berdasarkan prinsip ‘tak ada rotan, akar pun jadi’, maka kalau nggak bisa ngemil kacang mede, aku makan kacang hijau sajalah.

 

Ikan Salmon

Sepekan setelah melahirkan, dokter memintaku kembali ke rumah sakit untuk kontrol luka operasi caesar. Di penghujung pertemuan, dokter memberikan vitamin ASI dan kalsium sebagai bekal menyusui. Vitamin untuk booster ASI, sementara kalsium untuk mencegah penurunan massa tulang saat menyusui.

Tapi, setelah vitamin dan kalsium dari dokter habis, aku tidak harus membeli obat itu lagi. Soalnya, aku bisa mendapat asupan kalsium dari bahan makanan alami seperti ikan salmon.

Kabar baiknya, salmon bukan cuma memenuhi asupan kalsium ibu, tapi bisa juga meningkatkan kualitas ASI. Ikan ini kaya akan sumber protein, DHA, dan omega 3. DHA yang terkandung pada ASI penting untuk membantu perkembangan sistem saraf anak. Sementara omega 3 untuk membantu perkembangan otak anak.

Intinya, jika ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, maka ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan dan minuman yang harus dikonsumsi ibu menyusui mestinya mengandung banyak kalsium, protein, lemak, zat besi, serta berbagai vitamin dan mineral.

Selain beragam makanan, ibu juga bisa memenuhi kebutuhan itu dengan minum susu khusus yang mengandung nutrisi penting pasca melahirkan. Salah satu susu yang bisa dipilih untuk melengkapi zat gizi ibu menyusui adalah Anmum Lacta.

Pas aku lihat, kandungan nutrisi Anmum Lacta, ternyata susu ini sudah dilengkapi nuelipid, DHA, vitamin B kompleks, serat pangan dan zat besi. Rasanya, tak salah kalau aku mencoba meminum] dua gelas Anmum Lacta sehari agar bisa meningkatkan kualitas ASI.

Mengonsumsi makanan dan minuman booster ASI memang bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI pada ibu menyusui. Tapi yang paling penting, ibu harus menyusui bayinya lebih sering dan kontinu atau rajin memompa ASI ketika berpisah jarak dengan anak. Hal ini karena produksi ASI dipengaruhi hormon prolaktin yang dihasilkan dari stimulasi pada puting.

Selain itu, ibu menyusui juga tidak boleh stres. Rasa frustasi akan menghambat pelepasan oksitosin yang berperan pada produksi ASI. Jadi, buat ibu-ibu menyusui di seluruh dunia, jangan lupa bahagia ya.. Semangat!

 

*Cerita di atas berdasarkan pengalaman pribadi, jika Mum menemui permasalahan yang sama pastikan untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu.

 

 

Sumber:

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/laktogogue-seberapa-besar-manfaatnya

https://www.researchgate.net/publication/303994522_Katuk_Tumbuhan_Multi_Khasiat

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/cairan-hidup-asi-bagaimana-mengoptimalkan-produksinya

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/buah-pepaya-untuk-ibu-menyusui

https://hamil.co.id/pasca-hamil/menyusui/makanan-untuk-memperbanyak-asi

http://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2017/10/18/konsumsi-kacang-hijau-dan-adas-terbukti-tingkatkan-produksi-asi-411760

http://health.kompas.com/read/2014/01/22/2120454/Pentingnya.Protein.Bagi.Ibu.Menyusui.

https://www.alodokter.com/makanan-ibu-menyusui-yang-direkomendasikan

https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/gizi-ibu-menyusui-harus-dipenuhi/