Latch On Optimal, Menyusui Maksimal

Sisca, 32 tahun

 

Serupa dengan momen hamil dan melahirkan, momen menyusui bagi setiap ibu itu berbeda-beda, unik, penuh cerita dan kadang dibumbui problematika, namun tetap spesial.

Buat saya pribadi, menyusui itu seru. Di setiap hisapan bayi saat menyusu, ada rasa tenang dan puas yang saya rasakan. Meskipun pinggang dan punggung pegal-pegal dan puting payudara lecet (sambil berpelukan dengan Ibu-ibu yang mengalami ini juga), menyusui tetap nikmat.

 

Menyusui Lagi

Saya baru saja menyandang status baru: I’m officially mother of two, yeay! Saat ini saya sedang menyusui anak kedua yang belum genap berusia 1,5 bulan. Kalau boleh flash back, masa-masa menyusui anak pertama dulu saya jalani hampir tanpa kendala. Bisa dibilang smooth, tanpa drama, tanpa rasa sakit. Semua terasa menyenangkan dan cukup mudah, dan saya bisa memenuhi keinginan saya untuk menyusuinya sampai 2 tahun.

Namun saat menyusui anak kedua, pada minggu-minggu pertama, puting payudara saya sebelah kanan terasa perih saat bayi mulai menghisap di beberapa detik pertama. Saya harus menarik nafas dalam terlebih dahulu bila putri saya mulai menyusu, demi menyesuaikan diri dengan rasa sakitnya.

Salah Menyusui?

Saya pikir – dan mungkin ibu-ibu lain ada juga yang berpikiran sama seperti saya – bayi belum pintar menyusui di awal kelahirannya. Ternyata semua itu keliru! Setiap bayi dikaruniai naluri menyusui sesuai gaya masing-masing. Lalu mengapa kali ini tidak se-smooth yang pertama? Seingat saya, saya menyusui anak pertama dan kedua ini dengan cara dan bekal teori yang sama. Lalu apa yang salah?

Latch on Baby, Latch On

Tadinya saya biarkan saja seperti itu, karena saya pikir perihnya masih bisa ditahan, tidak berlebihan dan tidak membuat saya urung menyusui, apalagi trauma. Mungkin nanti hilang sendiri. Tapi saya pikir ulang, kalau momen menyusui anak pertama saya bisa smooth, seharusnya menyusui anak kedua juga. Apalagi sekarang saya berprofesi sebagai freelance worker, tidak perlu berangkat ke kantor seperti dulu. Mestinya kondisi ini menunjang aktivitas menyusui saya lebih baik lagi.

Akhirnya, saya putuskan sharing dengan sesama teman, yang kebetulan partner kerja saya di dunia digital. Setelah mendengar cerita saya, dia bilang kemungkinan besar bayi saya belum latch on dengan baik saat menyusui. Oh well, ternyata saya belum tahu istilah itu saat menyusui anak pertama (duh!).

Latch on, atau pelekatan mulut bayi pada payudara ibu saat menyusu, memiliki peran penting dalam proses menyusui, baik bagi ibu maupun bayi. Latch on berkaitan erat dengan posisi bayi saat menyusui. Bila posisi bayi kurang pas, maka pelekatan mulut bayi ke payudara ibu jadi tidak optimal. Akibatnya, bayi tidak bisa menyusui secara maksimal. Meski sudah menghisap puting Ibu lama sekali, bayi tetap rewel karena merasa kurang. Akibat menyusui yang terlalu lama, puting payudara Ibu bisa lecet, dan itu bisa cukup menyiksa.

Tips Latch On Dengan Baik

Mungkin ada ibu-ibu yang kurang ‘ngeh’ soal latch on ini, seperti saya. Tapi sekarang kita jadi sama-sama tahu. Agar bayi bisa latch on dengan benar, ada tips dari American Pregnancy Association yang bisa kita terapkan:

·         Pastikan ibu duduk dengan sangat nyaman saat menyusui, gunakan penyangga punggung dan kaki.

·         Gunakan bantal menyusui bila ada, ini membantu menyangga tubuh bayi.

·         Posisi perut bayi dan ibu dalam keadaan bertemu atau menempel satu sama lain selama menyusui.

·         Arahkan puting ke mulut bayi dengan memegang payudara.

·         Tempel puting ke hidung atau bibir atas bayi agar ia membuka mulutnya.

·         Bila mulut bayi belum mau terbuka, hindari memaksa puting masuk ke mulut bayi.

·         Posisikan kepala agak ke belakang, jangan sampai dagu bayi menempel ke dadanya.

·         Posisi dagu bayi dalam keadaan menempel dengan payudara ibu, agar bayi dapat latch on ke puting dengan sempurna.

·         Pastikan bagian areola masuk sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi, terutama areola bagian bawah.

·         Bila bayi sudah latch on dengan benar, kita bisa melihat gerakan rahangnya dan mendengar suaranya menelan ASI.

 

 

MANFAAT LATCH ON DENGAN BENAR

Latch on yang benar rupanya bisa mengurangi ketidaknyamanan selama menyusui. Sekarang saya tidak perlu menarik nafas panjang lagi saat bayi menyusui. Tampaknya latch on bayi saya sudah optimal. Frekuensi menyusuinya juga meningkat. Ternyata segitu pentingnya ya latch on dalam menyusui, agar bayi mendapatkan kuantitas asupan ASI yang ia butuhkan secara maksimal.

Bicara kuantitas ASI tentu penting. Namun selain kuantitas, saya dan ibu-ibu yang lagi menyusui juga perlu memperhatikan kualitas ASI. Kenyang saja tidak cukup. ASI yang dikonsumsi bayi harus bernutrisi demi tumbuh kembang bayi. Artinya kita harus memperhatikan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.

Kebetulan saya suka makan sayur, ikan, daging yang diolah sendiri. Tapiiii… setelah bayi saya menginjak usia 1 bulan, saya mulai jenuh di rumah dan mulai memenuhi hobi ngopi lagi dari coffee shop favorit (meski belinya nitip atau pakai layanan online, hahaha), minum teh dan kadang soda *maafkan mama, Nak*. Setelah itu, tinggal guilty pleasure-nya deh.

Daripada saya merasa bersalah, saya buru-buru tebus dengan memperbaiki lagi nutrisi ASI saya dengan mengonsumsi susu khusus ibu menyusui. Ini jujur ya, saya bukan penggemar susu, terutama susu putih. Nggak bakal ketelan sama saya.

Tapi susu Anmum yang rasa coklat itu like a savior. Rasanya enak! Dan lagi, bayi sedang perlu-perlunya nutrisi untuk pertumbuhan otaknya seperti DHA, Omega 3, Omega 6 dan Kolin. Jadi tidak hanya dapat manfaat nutrisinya saja, tapi minumnya juga enjoy. Ibu boleh coba dan buktikan sendiri :)

Breastfeeding is Exciting

Buat ibu-ibu yang sedang berjuang menyusui, ingatlah selalu bahwa breastfeeding shouldn’t hurt, it should be exciting. So mums, let’s enjoy our breastfeeding moment, because when it’s done, we’re gonna miss it so much. Happy breastfeeding ;)

 

*Cerita di atas berdasarkan pengalaman pribadi, jika Mum menemui permasalahan yang sama pastikan untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu.